Selasa, 08 Desember 2009

Tempe Satay


Tempe Skewer
Originally uploaded by UncleTungsten

Keripik Tempe


DSC08587
Originally uploaded by Snack Indo

Minggu, 06 Desember 2009

Pembuatan tempe

Pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.

Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.

Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.

Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum.
Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.

Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.

Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia).

Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.

Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.

Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20°C–37°C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.

Rabu, 25 November 2009

Manfaat Tempe

KOMPAS.com - Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa tempe adalah makanan sehat. Dibanding makanan lain yang terbuat dari kedelai, tempe dibuat dari kedelai utuh. Itu yang membuat tempe jadi unik dengan manfaat sebagai berikut:

1. Tinggi serat
Satu sajian tempe mengandung serat yang sangat tinggi. Serat ini dibutuhkan untuk kesehatan saluran pencernaan sekaligus mencegah aneka penyakit kronis di masa depan.

2. Mudah dicerna
Tempe adalah pilihan makan yang baik untuk orang yang punya kesulitan mencerna makanan berprotein tinggi yang berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacangan. Proses fermentasi tempe membuat kacang kedelai dalam tempe menjadi lebih lembut karena enzim yang diproduksi ragi sebelumnya sudah mencerna nutrisi yang ada di biji kedelai.

Jamur Rhizopus dalam tempe memproduksi enzim phytase yang mencerna phytates, sehingga meningkatkan penyerapan mineral seperti zinc, besi, dan kalsium. Proses fermentasi juga mengurangi oligosakarida yang membuat kacang kedelai susah dicerna. Penelitian membuktikan, tempe tidak menyebabkan kembung.

3. Bagus untuk pola makan rendah garam
Tidak seperti makanan produk kedelai yang difermentasi seperti miso yang cenderung sangat asin, tempe sangat rendah garam, sehingga aman dikonsumsi orang yang harus mengurangi garam.

4. Mengandung antibiotika alami
Jamur Rhizopus memproduksi zat antibiotika alami untuk melawan sejumlah organisme merugikan. Zat antibiotika alami dalam tempe ini bisa jadi obat untuk disentri bila dikonsumsi setiap hari.

5. Bagus untuk diabetesi
Protein dalam tempe bagus untuk pasien diabetes yang sering bermasalah dengan sumber protein hewani. Protein dan serat dalam tempe juga dapat mencegah kenaikan gula darah dan menjaga kadar gula darah tetap terkontrol. (GHS/diy)

Sabtu, 19 September 2009

Idul Fitri

Idul Fitri

Mohon maaf lahir dan batin...

Sabtu, 30 Mei 2009

Teknologi

Pertanian

Selasa, 21 April 2009

Bulan

ini ndak ada posting

Senin, 16 Maret 2009

Sejarah Fakultas Teknologi Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian UGM tidak lahir begitu saja, tetapi melalui suatu pemikiran yang berawal dari suatu rapat Dewan Guru pada awal tahun 1960-an di Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM pada saat itu (pada waktu itu Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM mempunyai tiga organisasi staf pengajar yaitu Dewan Guru, Dewan Dosen, dan Koordinator Assisten). Rapat bersifat membahas instruksi/perintah Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) yang pada intinya supaya Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM dipecah menjadi tiga fakultas dengan tujuan untuk menambah jumlah Fakultas Eksakta sehingga perbandingan Eksakta : Sosial humaniora meningkat.

Dibentuklah tim yang mempersiapkan berdirinya FTP UGM yang bertugas antara lain mendefinisikan teknologi pertanian, menyusun kurikulum, menetapkan tenaga pengajar, dan mengiventarisasi mahasiswa.

Organ di lingkungan Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM yang bergabung menjadi Fakultas Teknologi Pertanian UGM adalah Jurusan Teknologi Pertanian dengan seksi-seksinya dan Jurusan Kultur Teknik dengan seksi-seksinya. Seksi Biokimia di Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM saat itu tidak bergabung dengan Fakultas Teknologi Pertanian.

Demikianlah persiapan pendirian Fakutas Teknologi Pertanian UGM yang dilakukan oleh tim yang terdiri atas Ir. Kamarijani, Ir. Soenjoto Soemodihardjo, Ir. Moch. Adnan, Ir. Hendro Pawoko Sajid, Ir. Soeharsono Martoharsono, Ir. Amien Hidayat, Ir. Hardiman, Ir. Moch. Roesdi, Ir. Soemangat, Ir. Pratjojo, Ir. Salam, Ir. Soenarto Pronohadiprodjo dan Ir. Pamudji *). Pada tanggal 6 Februari 1966, Fakultas Teknologi Pertanian UGM untuk pertama kalinya meluluskan sarjana.

Sistem pengorganisasian strukturalnya berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan kebijakan dan ketentuan pemerintahan. Awalnya Fakultas Teknologi Pertanian UGM terdiri atas dua Bagian, yaitu Bagian Teknologi Pertanian dan Bagian Mekanisasi Pertanian. Bagian Teknologi Pertanian mempunyai lima jurusan yaitu Jurusan Teknologi Bahan Dasar dan Baku, Jurusan Teknologi Sayuran dan Buah-buahan, Jurusan Teknologi Bahan Hewani, Jurusan Mikrobiologi Industri, dan Jurusan Teknologi Bahan Makanan lainnya. Bagian Mekanisasi Pertanian mempunyai dua jurusan yaitu Jurusan Pengawetan Tanah dan Tata Air, dan Jurusan Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian.

Pada tahun 1967 dilakukan perubahan nama Jurusan. Bagian Teknologi Pertanian mempunyai empat jurusan yaitu Jurusan Teknologi Tanaman Keras, Jurusan Teknologi Tanaman Muda, Jurusan Teknologi Hasil Hewani, dan Jurusan Industri Mikrobiologi. Bagian Mekanisasi Pertanian mempunyai dua jurusan yaitu Jurusan Pengawetan Tanah dan Tata Air, dan Jurusan Daya dan Mesin-mesin Pertanian. Pada tahun 1978 Bagian Teknologi Pertanian diubah namanya menjadi Bagian Pengolahan Hasil Pertanian sedang Bagian Mekanisasi Pertanian tetap seperti semula. Jurusan-jurusan pada masing-masing bagian dihilangkan sejalan dengan berlakunya pelaksanaan pendidikan dengan sistem kredit.

Sesuai dengan PP. 5 tahun 1980 istilah Bagian diganti dengan Jurusan, maka pada tahun 1980 di Fakultas Teknologi Pertanian UGM mempunyai dua jurusan, yaitu Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian dan Jurusan Mekanisasi Pertanian. Pada tahun 1986 dibuka jurusan baru, yaitu Jurusan Teknologi Industri Pertanian, dan pada tahun 1995 Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian diubah namanya menjadi Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian.

Pada bulan Januari 2002 dengan SK Rektor UGM No. 18/P/SK/HKTL/2000 tanggal 11 Januari 2002 Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian diubah namanya menjadi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian.

Awalnya Gedung Fakultas Teknologi Pertanian UGM terletak di SEKIP Jl. C. Simanjuntak Yogyakarta satu lokasi dan satu gedung dengan Fakultas Pertanian UGM dan Fakultas Kehutanan UGM. Pada waktu itu Fakultas Teknologi Pertanian UGM hanya memiliki empat ruang yang digunakan sebagai laboratorium, sedangkan bengkel Mekanisasi Pertanian terletak di Bulaksumur di dekat Gedung Pusat UGM. Laboratorium-laboratorium tersebut digunakan untuk berbagai macam pelaksanaan praktikum mahasiswa dan penelitian. Kegiatan kuliah pada waktu itu masih dilaksanakan di gedung bersama. Beberapa mata kuliah dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Pertanian UGM maupun Fakultas Kehutanan UGM. Beberapa praktikum dilaksanakan di Dalem Mangkubumen Ngasem seperti praktikum Botani, Zoologi, Kimia Anorganik, dan Kimia Organik, dan di salah satu bangunan milik UGM di Pingit misalnya praktikum Mineralogi.

Pada tahun 1967 lokasi Fakultas Teknologi Pertanian UGM pindah menempati sebuah bangunan yang terletak di Karangmalang (sekarang Universitas Negeri Yogyakarta). Bangunan tersebut hanya digunakan untuk pengurus fakultas dan tata usaha, sedangkan perkuliahan dan pelaksanaan praktikum masih dilaksanakan ditempat semula.

Pada tahun 1968, lokasi fakultas pindah lagi ke gedung baru di Bulaksumur, di sebelah timur Gedung Pusat Administrasi UGM, yaitu yang sekarang digunakan itupun hanya terdiri atas beberapa ruang saja. Gedung ini juga hanya digunakan untuk pengurus fakultas, dan tata usaha. Beberapa ruang digunakan untuk laboratorium, dan perkuliahan. Bangunan tersebut secara bertahap diperluas dengan tambahan ruangan untuk perpustakaan, ruangan tata usaha, biro pengajaran, keuangan, perlengkapan, kantor Dekan dan Pembantu Dekan, laboratorium (Lab. Kimia & Biokimia Pengolahan), pilot-plant, dan ruang kuliah.

Pada tahun 1986, Fakultas Teknologi Pertanian UGM mendapat tambahan gedung baru dengan luasan kurang lebih 2000 m2 terdiri atas dua unit masing-masing berlantai dua dan tiga dan sejak saat itu tidak lagi menggunakan gedung-gedung lain untuk kegiatan pendidikan dan administrasi. Pada tahun 1993 mendapat lagi tambahan gedung baru berlantai tiga bekas gedung perkuliahan Fakultas Non Gelar Teknologi. Dengan demikian Fakultas Teknologi Pertanian UGM mempunyai beberapa bangunan gedung yang terdiri atas lima unit yaitu Unit I (satu lantai), Unit II (satu lantai), Unit III(dua lantai), dan Unit IV(tiga lantai) dan Unit V (tiga lantai). Gedung unit I dan II mulai bulan September 2000 dibongkar dan diganti dengan gedung baru berlantai enam atas pinjaman lunak dari OECF. Gedung baru tersebut menggantikan fungsi gedung lama, yaitu untuk laboratorium, ruang kuliah dan ujian, ruang seminar, perkantoran, perpustakaan dan lain-lain. Peletakan batu pertama pembangunan gedung itu sudah dilakukan oleh Rektor UGM tanggal 6 Juni 2001 dan mulai digunakan pada permulaan tahun akademik 2003/2004.

Pada awal pendirian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, kurikulum menggunakan sistem paket, sedangkan sistem pendidikannya dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama memerlukan waktu 1 (satu) tahun. Tahap ini dinamakan tingkat atau pendidikan "propadeuse" dan mahasiswa yang lulus tingkat ini boleh mengikuti tahap berikutnya serta mendapat ijazah propadeuse tanpa gelar, sedangkan yang tidak lulus harus mengulang. Tahap kedua memerlukan waktu 2 (dua) tahun dan disebut tingkat atau pendidikan Bakaloreat. Mahasiswa yang lulus tahap ini boleh mengikuti tahap berikutnya dan mendapat ijazah bakaloreat serta berhak menggunakan gelar "B.Sc.". Tahap ketiga memerlukan waktu 2 (dua) tahun dan disebut sebagai tingkat doktoral. Mahasiswa yang lulus tingkat ini dinyatakan selesai studinya di Fakultas Teknologi Pertanian UGM, dan mendapat ijazah doktoral serta berhak menggunakan gelar "Ir" (insinyur). Pendidikan doktoral juga diperkenankan untuk menempuh pendidikan lanjut seperti pendidikan master atau pendidikan doktor. Sistem pendidikan tersebut menggunakan cara penilaian absolut dan tertutup untuk mengevaluasi keberhasilan studi (kelulusan) mahasiswa. Seorang mahasiswa hanya dapat mengetahui dirinya "lulus" atau "tidak lulus" dalam ujian suatu mata kuliah tanpa mengetahui nilainya. Sistem ini berlangsung sampai tahun ajaran 1977/1978.

Pada tahun 1978/1979 terjadi perubahan sistem dan pelaksanaan pendidikan dengan diberlakukannya sistem kredit. Pendidikan di Fakultas Teknologi Pertanian UGM yang semula menggunakan kurikulum 5 (lima) tahun diganti dengan kurikulum 4 (empat) tahun dan dinamakan pendidikan stratum satu (S-1). Tingkat atau tahapan pendidikan dihapuskan sehingga tidak ada lagi pendidikan propadeuse, pendidikan bakaloreat, maupun pendidikan doktoral. Pendidikan tidak lagi diselenggarakan dengan sistem paket tetapi dengan sistem kredit. Mahasiswa diberikan keleluasaan dalam menentukan mata kuliah yang akan diikuti di antara mata kuliah mata kuliah yang ditawarkan. Cara penilaian hasil pembelajaran menggunakan huruf-huruf A, B, C, D, dan E untuk memberikan nilai baik sekali, baik, cukup, kurang, atau gagal. Penilaian juga dilakukan secara terbuka. Mahasiswa dinyatakan selesai studinya jika telah menempuh minimal 160 satuan kredit semester dengan Indeks Prestasi tertentu (2,0). Gelar yang diperoleh adalah "Ir". Kurikulum pada sistem kredit ini dikembangkan dalam beberapa bidang spesialisasi. Kurikulum Bagian Pengolahan Hasil Pertanian dibagi menjadi dua bidang spesialisasi, yaitu spesialisasi Ilmu dan Teknologi Pangan, dan spesialisasi Teknologi Perkebunan. Kurikulum Bagian Mekanisasi Pertanian dibagi menjadi 3 (tiga) spesialisasi, yaitu spesialisasi Daya dan Mesin Pertanian, Teknik Pengolahan Hasil Pertanian, dan Teknik Pengawetan Tanah dan Tata Air. Lama studi dibatasi maksimum 9 tahun. Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dalam waktu (maksimum) 9 tahun dikeluarkan dari Fakultas Teknologi Pertanian.

Pada tahun 1983, bidang spesialisasi dihilangkan dan diganti dengan Program Studi yang pada intiya adalah sama dengan spesialisasi. Kurikulum Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian terdiri atas Program Studi Teknologi Pangan dan Gizi, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dan Program Studi Bioteknologi Pangan. Kurikulum Jurusan Mekanisasi Pertanian mempunyai Program Studi Daya dan Mesin Pertanian, dan Program Studi Teknik Tanah dan Air. Jurusan Teknologi Industri Pertanian yang dibuka pada tahun 1986, kurikulumnya hanya terdiri atas satu program studi, yaitu Program Studi Teknologi Industri Pertanian. Munculnya kurikulum dengan program studinya pada saat itu belum secara tegas membedakan Jurusan dengan Program Studi. Baru kemudian pada tahun 1989 dilakukan pembenahan pelaksanaan pendidikan. Jumlah SKS untuk menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas Teknologi Pertanian UGM diturunkan menjadi sekitar 140 - 150 SKS saja. Gelar Ir. diganti dengan Sarjana Teknologi Pertanian (STP) dan pembedaan Jurusan dan Program Studi dipertegas. Jurusan adalah unsur pelaksana akademik pada fakultas, yang melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan atau teknologi, sementara Program Studi adalah bidang studi dalam cabang ilmu pengetahuan atau teknologi tertentu untuk memperoleh keahlian tertentu. Masing-masing jurusan mengelola satu program studi. Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian dengan Program Studi Pangan dan Gizi, Jurusan Mekanisasi Pertanian dengan Program Studi Mekanisasi Pertanian, dan Jurusan Teknologi Industri Pertanian dengan Program Studi Teknologi Industri Pertanian.
Dengan berlakunya Kurikulum Nasional (Kurnas) 1992, Program Studi Pangan dan Gizi di Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian berubah menjadi Program Studi Pengolahan Hasil Pertanian. Perubahan terjadi lagi dengan berlakunya Kurnas 1996. Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian berubah menjadi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian menjadi Program Studi Teknik Pertanian yang mempunyai tiga minat yaitu minat Teknik Produk Pertanian, minat Daya dan Mesin Pertanian, dan minat Teknik Sumber Daya Alam Pertanian, sedangkan Program Studi di Jurusan Teknologi Industri Pertanian dengan Program Studi yang tidak berubah. Pada bulan Februari 2002 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian berubah namanya menjadi Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian.

*) Sebagian dari para tokoh tersebut adalah dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, dan telah mendapatkan tambahan gelar seiring dengan perjalanan waktu dan kariernya. Mereka adalah Prof. Ir. Kamarijani (pensiun), Prof.Ir. Soenjoto Soemodihardjo (alm.), Prof. Dr. Ir. Moch Adnan, M.Sc. (pensiun, emiritus), Ir. Hendro Pawoko Sajid (alm.), Ir. Soeharsono Martoharsono (pensiun), Ir. Hardiman (alm.), M.Sc., Ir. Moch. Roesdi (pensiun), dan Ir. Soemangat, M.Sc. (pensiun).

Jurusan

JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN GELAR KESARJANAAN

Jurusan/Program Studi
Jurusan dan Program Studi di Fakultas Teknologi Pertanian UGM adalah:

1. Jurusan Teknik Pertanian:
* Program Studi Teknik Pertanian (S- 1, S-2 dan S-3)
2. Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian:
* Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (S- 1)
* Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan (S-2)
* Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan (S-2)
* Program Studi Ilmu Pangan (S-3)
3. Jurusan Teknologi Industri Pertanian
* Program Studi Teknologi Industri Pertanian (S- 1)
* Program Studi Agroindustri (D-3)
4. Program Studi Antar jurusan
* Program Studi Teknik Pangan (S-2)

Gelar Kesarjanaan
Mahasiswa yang dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Teknologi Pertanian UGM setelah diwisuda mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian (S.T.P) untuk S-I; Magister Pertanian (M.Sc) untuk S-2 dan Doktor (Dr) untuk S-3.

Sabtu, 07 Maret 2009

hai semua

apa kabar?

Senin, 16 Februari 2009

Duka

Prof. Ir. Kamarijani berpulang...
inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Microbiology


Microbiology/chemistry
Originally uploaded by gwhiteway

Selasa, 10 Februari 2009

Apa kabar




Apa kabar teman-temanku semua? Lagi pada beraktifitas apa sekarang?

Jumat, 06 Februari 2009

Born

Faculty Of Agricultural Technology
Establishment: September 19, 1963

Senin, 02 Februari 2009

The Gate



New Building and New Loan

Kamis, 29 Januari 2009

new face of food tech


tepe-face
Originally uploaded by herrydiensell

Student organization in Gadjah Mada

Student organization in Gadjah Mada University represent the place of extracurricular activity which represent inwrought shares from development medium and dissemination of science, technological, and artistry to increase level live society and enrich culture of national.

1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FTP UGM
2. Students senate
3. KMMTP (Keluarga Mahasiswa Muslim Teknologi Pertanian) - Family of Moslem Student Agricultural Technology
4. PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) - Federation of Christian Students
5. KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik) - Family of Roman Student
6. PERMATETA (Perhimpunan Mahasiswa Teknik Pertanian) - Federation of Agricultural Engineering Students
7. HIMATIPA (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian) - Federation of Agroindustrial Technology Students
8. KOMMAPRADA (Komunitas Mahasiswa Program Diploma Agroindustri) - Community of Agroindustrial Diploma Program Students
9. KMTPHP (Keluarga Mahasiswa Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian) - Family of Food And Agricultural Product Technology Students
10. GITAPALA

Supporting Units




From: tp.ugm.ac.id

Supporting Units

Teaching Facilities

The faculty has excellently equipped class-rooms with computer, LCD projector, and
Over Head Projector.


Library

The campus is equipped with library with new books collection, national and
international journals and research document from the staffs. Beside faculty library, the
students can use university library center and library belong to Center for Food and
Nutrition Studies.



Computer Facilities

Faculty of Agricultural Technology has excellent computer facilities, including Internet
Access, LAN and computers for each laboratory. The students can use these facilities
and make sure that they can experience with the latest information about their study
majors and improve their computer skills.

Agricultural Technology Gadjah Mada University




From: tp.ugm.ac.id

The Faculty of Agricultural Technology is one faculty among 18 faculties in
Gadjah Mada University (GMU), Yogyakarta Indonesia. The focus of studies is to
develop and apply sciences, knowledge and technologies in agricultural covering food
processing in agricultural products, agricultural engineering, and agroindustrial
technology. Agricultural Technology covers knowledge to utilize, to process and to
manage the natural resources and biomass in agricultural for human needs and human
welfare that environtmentally sustainable, friendly, clean and healthy. In the system of
industrial economic, agroindustry is identified as industries and groups of farmers that
can provide foods and agricultural nonfood materials for the society. Efforts to improve
the quantity and quality of agricultural products to establish agroindustries and to make
better environment, need human resourses having good capability in engineering, food
processing and management in agroindustry. It is clear that agricultural technologies
will be the main cores for nation development and for prosperous society through
agroindustry. Persons who join the Faculty of Agricultural Technology Gadjah Mada
University will be educated and trained to be scientists that capable to develop
sciences, knowledge and technologies in the field of agroindustry.

Minggu, 18 Januari 2009

Teknologi Pertanian

Faculty of Agricultural Technology Gadjah Mada university have 3 department :

1. Food And Agricultural Product Technology

2. Agricultural Engineering

3. Agroindustrial Technology